Perancangan dengan metode kekuatan : suatu metode untuk mengkontrol komponen struktur dimana gaya dalam akibat beban terfaktor tidak melebihi kuat rencana
kuat nominal : kemampuan suatu struktur atau komponen struktur untuk menahan efek beban yang dihitug dengan menggunakan kekuatan bahan yang disyaratkan serta dimensi dan rumus yang diturunkan dari prinsip - prinsip mekanika rekayasa yang diakui atau melalui jasil uji lapangan ataupun hasil uji laboratorium dari model yang diskalakan, yang memperhitungkan perbedaan antara kondisi laboratorium dan lapangan
beban nominal : besar beban yang ditentukan dalam standar ini untuk beban mati, hidup, tanah, angin, hujan, banjir, dan gempa.
beban nosional : beban virtual yang dipekerjakan pada suatu analisis struktur untuk memperhitungkan efek destabilisasi yang tidak diperhitungkan dalam ketentuan - ketentuan desain
kuat nominal : kemampuan suatu struktur atau komponen struktur untuk menahan efek beban yang dihitug dengan menggunakan kekuatan bahan yang disyaratkan serta dimensi dan rumus yang diturunkan dari prinsip - prinsip mekanika rekayasa yang diakui atau melalui jasil uji lapangan ataupun hasil uji laboratorium dari model yang diskalakan, yang memperhitungkan perbedaan antara kondisi laboratorium dan lapangan
beban nominal : besar beban yang ditentukan dalam standar ini untuk beban mati, hidup, tanah, angin, hujan, banjir, dan gempa.
beban nosional : beban virtual yang dipekerjakan pada suatu analisis struktur untuk memperhitungkan efek destabilisasi yang tidak diperhitungkan dalam ketentuan - ketentuan desain
Dalam dunia Teknik Sipil, dalam perhitungan kita harus mengacu pada SNI (Standart Nasional Indonesia) yang dibuat oleh BSN
Berikut Daftar SNI yang berguna untuk merancang suatu bangunan:
1. Gempa - SNI 1726:2012
2. Beton - SNI 2847:2013
3. Baja - SNI 1729:2015
4. Kayu - SNI 7974:2013
5. Material - SNI xxxx
Salah Satunya adalah SNI 1727:2013
SNI tentang "Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain"
Peraturan pembebanan memiliki sejarah sehingga sekarang mengacu pada ASCE 7-10
1. Peraturan Muatan Indonesia 1970 NI - 18
2. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983
3. Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung (SKBI - 1.3.53.1987 & SNI 1727-1989-F)
4. Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain
Dalam SNI ini terjadi pemutahiran dan pelengkapan dari peraturan - peraturan sebelumnya. pemutahiran tersebut meliputi : Beban Hidup, Beban Air Hujan, Beban Angin, Serta Kombinasi Pembebanan (ASD - LRFD). selain pemutahiran dalam SNI ini juga meningkatkan keamanan, Mengikuti perkembangan analisis & desain terkini, dan peraturan ini sebagai landasan aturan untuk SNI - SNI Lain (Baja, Beton, Kayu, Dan Gempa)
Konsep dasar pemilihan adopsi SNI ke ASCE 7 adalah karena mudah didapat, murah, dan keselarasan (software analisis, serta SNI - SNI lain). dalam SNI ini terdapat 31 Bab + 2 Lampiran
1. Umum
2. Kombinasi Beban
3. Beban Mati, Beban Tanah dan Tekanan Hidrostatis
4. Beban Hidup
5. Beban Banjir
6. (kosong)
7. Beban Salju (dikosongkan)
8. Beban Air Hujan
9. (kosong)
10. Beban Es (dikosongkan)
11 - 25. -Beban Gempa- SNI 1726:2012
26. Beban Angin dan Persyaratan Umum
27. Beban Angin pada Bangunan Gedung - SPBAU (Prosedur Pengarah)
28. Beban Angin pada Bangunan Gedung - SPBAU (Prosedur Amplop)
29. Beban Angin pada Struktur Lain dan Perlengkapan Bangunan Gedung - SPBAU
30. Beban Angin - Komponen dan Clading (K&K)
31. Prosedur Terowongan Angin
Lampiran A
Lampiran B
Bab 1. Umum
Bab 2. Kombinasi Beban
(1) 1,4 D
(2) 1,2 D + 1,6 L + 0,5 Lr atau R
(3) 1,2 D + 1,6 (Lr atau R) + L atau 0,5 W
(4) 1,2 D + 1,0 W + 1,0 L + 0,5 (Lr atau R)
(5) 1,2 D + 1,0 E + L
(6) 0,9 D + 1,0 W
(7) 0,9 D + 1,0 E
bila memperhitungkan BEBAN Tanah lateral
> BIla (H) menambah variable utama beban maka
bila memperhitungkan BEBAN BANJIR
jika zona banjir (V) atau pantai zona A, maka kombinasi (4) dan (6) 1,0 W diganti dengan 1,0 W + 2,0 Fa
Jika non pantai zona A, Maka maka kombinasi (4) dan (6) 1,0 W diganti dengan 0,5 W + 1,0 Fa
Jenis - Jenis Beban:
a. Beban Mati :
Pada beban mati ini terdiri dari
Berikut Daftar SNI yang berguna untuk merancang suatu bangunan:
1. Gempa - SNI 1726:2012
2. Beton - SNI 2847:2013
3. Baja - SNI 1729:2015
4. Kayu - SNI 7974:2013
5. Material - SNI xxxx
Salah Satunya adalah SNI 1727:2013
SNI tentang "Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain"
Peraturan pembebanan memiliki sejarah sehingga sekarang mengacu pada ASCE 7-10
1. Peraturan Muatan Indonesia 1970 NI - 18
2. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983
3. Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung (SKBI - 1.3.53.1987 & SNI 1727-1989-F)
4. Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain
Dalam SNI ini terjadi pemutahiran dan pelengkapan dari peraturan - peraturan sebelumnya. pemutahiran tersebut meliputi : Beban Hidup, Beban Air Hujan, Beban Angin, Serta Kombinasi Pembebanan (ASD - LRFD). selain pemutahiran dalam SNI ini juga meningkatkan keamanan, Mengikuti perkembangan analisis & desain terkini, dan peraturan ini sebagai landasan aturan untuk SNI - SNI Lain (Baja, Beton, Kayu, Dan Gempa)
Konsep dasar pemilihan adopsi SNI ke ASCE 7 adalah karena mudah didapat, murah, dan keselarasan (software analisis, serta SNI - SNI lain). dalam SNI ini terdapat 31 Bab + 2 Lampiran
1. Umum
2. Kombinasi Beban
3. Beban Mati, Beban Tanah dan Tekanan Hidrostatis
4. Beban Hidup
5. Beban Banjir
6. (kosong)
7. Beban Salju (dikosongkan)
8. Beban Air Hujan
9. (kosong)
10. Beban Es (dikosongkan)
11 - 25. -Beban Gempa- SNI 1726:2012
26. Beban Angin dan Persyaratan Umum
27. Beban Angin pada Bangunan Gedung - SPBAU (Prosedur Pengarah)
28. Beban Angin pada Bangunan Gedung - SPBAU (Prosedur Amplop)
29. Beban Angin pada Struktur Lain dan Perlengkapan Bangunan Gedung - SPBAU
30. Beban Angin - Komponen dan Clading (K&K)
31. Prosedur Terowongan Angin
Lampiran A
Lampiran B
Bab 1. Umum
Bab 2. Kombinasi Beban
(1) 1,4 D
(2) 1,2 D + 1,6 L + 0,5 Lr atau R
(3) 1,2 D + 1,6 (Lr atau R) + L atau 0,5 W
(4) 1,2 D + 1,0 W + 1,0 L + 0,5 (Lr atau R)
(5) 1,2 D + 1,0 E + L
(6) 0,9 D + 1,0 W
(7) 0,9 D + 1,0 E
bila memperhitungkan BEBAN Tanah lateral
> BIla (H) menambah variable utama beban maka
bila memperhitungkan BEBAN BANJIR
jika zona banjir (V) atau pantai zona A, maka kombinasi (4) dan (6) 1,0 W diganti dengan 1,0 W + 2,0 Fa
Jika non pantai zona A, Maka maka kombinasi (4) dan (6) 1,0 W diganti dengan 0,5 W + 1,0 Fa
Jenis - Jenis Beban:
a. Beban Mati :
Pada beban mati ini terdiri dari
Beton merupakan salah satu material konstruksi. Keberadaan beton sangat dibutuhkan dalam dunia keteknik sipilan. namun dalam pengunaannya antar
Material yang pembentuk beton, yaitu: Agregat kasar, Agregat halus, dan Portland Semen.
Keuntungan Beton:
Didalam menghadapi suatu kehidupan akan selalu banyak lubang - lubang kehidupan dan bahkan jurang kehidupan. begitu juga untuk mencapai tujuan / cita - cita kita. kita dituntut untuk dapat melewati setiap masalah - masalah itu bagaimana pun cara kita. bagaimana yang harus kita miliki??
iman, adalah jawabannya. dengan iman kita menjadi dikuatkan serta diperbaharui setiap harinya.
kita tidak perlu takut dengan apa yang akan terjadi biarkan iman kita menuntun kita.
iman, adalah jawabannya. dengan iman kita menjadi dikuatkan serta diperbaharui setiap harinya.
kita tidak perlu takut dengan apa yang akan terjadi biarkan iman kita menuntun kita.
"don't afraid, let faith lead us"
NAME : JOHAN PUSPOWARDOJO
E-mail : johanpuspowardojo@gmail.com
BIDANG STUDI : S1 – TEKNIK SIPIL
MOTTO : DO IT AND FEEL IT ! ! !
MOHON MAAF JIKA ADA KESALAHAN PADA BLOG INI, KRITIK DAN SARAN ANDA SANGAT MEMBANTU SAYA.
“THANK YOU FOR WATCHING AND FOLLOW MY BLOG”